PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI
PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI
A.
TUJUAN
- Memperlihatkan bagaimana ketergantungan konstanta laju reaksi pada suhu
- Menghitung energi aktivasi (Ea) dengan menggunakan persamaan Arhenius.
B.
ALAT
DAN BAHAN
Alat :

|
Bahan :
|


C.
CARA
KERJA




|
||||
|
||||
![]() |
|


D.
HASIL
PENGAMATAN DAN GRAFIK
Suhu awal
|
Suhu
akhir
|
Suhu rata-rata
|
Waktu reaksi
(sekon)
|
T (oK)
|
1/T
|
ln 1/t (s)
|
8oC
|
20oC
|
14oC
|
9,12
|
287
|
0,00348
|
-2,21
|
10oC
|
22oC
|
16oC
|
7,45
|
289
|
0,00346
|
-2,01
|
15oC
|
23oC
|
19oC
|
5,11
|
292
|
0,00343
|
-1,63
|
17oC
|
24oC
|
20,5oC
|
4,09
|
293,5
|
0,00341
|
-1,41
|
20oC
|
24oC
|
22oC
|
3,08
|
295
|
0,00338
|
-1,12
|
E. PERHITUNGAN
Nilai Ea
dapat ditentukan dari slope pada kurva ln 1/t vs 1/T yaitu:
Slope (tan
) = -


Slope = -14851
- Ea / R = -14851
Ea = 14851 x R
= 14851 x 8.314 JK-1mol-1
= 123471,214 JK-1mol-1
= 123,47 kJ K-1
mol-1
E. PEMBAHASAN
Percobaan kali ini mengenai Persamaan
Arhenius dan Energi aktivasi, dimana tujuan
dari percobaan ini adalah untuk memperlihatkan
bagaimana ketergantungan konstanta laju reaksi pada suhu dan menghitung energi
aktivasi dengan menggunakan persamaan Arhenius. Energi aktivasi merupakan
energi minimum yang digunakan untuk bereaksi.
Salah satu faktor yang
mempengaruhi laju reaksi yaitu suhu/temperatur. Pada prinsipnya semakin tinggi
suhu maka makin cepat laju reaksinya. Dari percobaan yang kita lakukan dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu semakin
cepat laju reaksi. Untuk mendapatkan nilai Ea nya dibuat grafik hubungan ln 1/t
vs 1/T . Dari grafik dapat dicari nilai Eanya.
Melalui persamaan Arrhenius
k = A e

ln k = ln A - 

ln k = -
+ ln A

Dari persamaan di atas dapat dibuat kurva ln k vs
1/T. Reaksi ini dianggap reaksi orde satu dengan persamaan reaksinya:
A =
A0 e –kt
ln A =
ln A0 – kt
kt = ln A0 – ln A
kt = ln 

k =
ln 


jadi,
k



Dari persamaan di atas maka ln k dapat diganti
dengan 1/t.
Pada percobaan molekul dapat
bereaksi jika energi minimal yang dibutuhkan untuk bereaksi cukup/tercapai
(Ea). Laju reaksi akan bertambah bila suhu dinaikkan karena energi kinetik dan
frekuensi tumbukan molekul bereaksi makin besar. Dalam percobaan ini digunakan 2 tabung yang
komposisinya berbeda yaitu tabung pertama berisi Na2S2O8
5 ml dan aquades 5 ml,
sedangkan pada tabung 2 berisi Na2S2O3 1 ml,
KI 10 ml dan kanji 1 ml, dimana awalnya kedua tabung ini kita atur suhunya
dengan merendamnya kedalam gelas kimia berukuran 600 ml yang diisi dengan batu
es. Larutan tersebut diatur pada berbagai variasi suhu yakni 100c,
150c, 200c dan 250c.
Tabung I dan tabung II diatur
suhunya hingga sama, kemudian dengan cepat tabung tersebut dicampurkan kedalam
gelas kimia dan kita hitung waktu yang dibutuhkan untuk membentuk komplek biru
setelah itu baru kita tentukan suhu akhir dari larutan. Setelah larutan pada
kedua tabung dicampurkan terbentuk warna biru akibat adanya adsorpsi iodin pada
permukaan amylosa yang berasal dari larutan kanji sedangkan iodin dihasilkan
dari reaksi antara ion Iodida ( I- ) dengan ion tiosulfat. Fungsi
kanji disini adalah sebagai larutan indikator yang menunjukkan apakah I2
sudah terbentuk atau belum.
Dari
data yang kita dapatkan menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu maka waktu reaksi
juga makin cepat. Hal ini disebabkan suhu yang tinggi akan memnyebabkan gerakan
partikel reaksi juga makin cepat sehingga tumbukan antar partikel semakin
banyak. Fakta lain yang kita dapatkan adalah laju reaksi berbanding lurus
dengan persatuan waktu.
G. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan
yaitu:
- Semakin tinggi suhu, maka laju reaksi makin cepat
- Konstanta laju reaksi bergantung pada suhu reaksi
- Energi aktivasi adalah energi minimum yang diperlukan suatu reaksi untuk memulai reaksinya.
- Energi aktivasi dapat ditentukan dari persamaan Arrhenius dengan membuat kurva hubungan ln 1/t vs 1/T
Dimana, ln k = -
+ln A


Slope =
-

Ea =
-R x slope
- Reaksi pada percobaan kali ini merupakan reaksi heterogen, dibuktikan dengan nilai Ea yang kecil. Suhu yang digunakan tidak boleh lebih dari 400C karena akan menimbulkan kekeliruan
- Fungsi dari Na2S2O8 bertindak sebagai zat pengoksidasi I- menjadi I2. KI sebagai penyedia ion Iodida dan Na2S2O3 sebagai pereduksi I2 menjadi I-.
JAWABAN PERTANYAAN
- Bila reaksi diatas dilakukan pada suhu di atas 400C ternyata akan menimbulkan penyimpangan dari persamaan Arrhenius. Penyimpangan ini disebabkan karena dua reaksi yang terlibat dalam reaksi yang sama pada temperatur yang lebih tinggi dari 400C akan mempunyai nilai energi aktivasi (Ea) yang berbeda.
- A ditentukan dari persamaan Arrhenius:


ln
= 




k = A e

A = 

DAFTAR PUSTAKA
Alberty, Robert
A dan Famington Daniels. 1981. Kimia
Fisika. Jakarta : Erlangga
Bird, Tony.
1987. Kimia Fisika. Jakarta :
Gramedia
Irmamon, dan
Hardeli. 1999. Kimia Fisika II.
Padang : UNP
Tim Kimia
Fisika. 2011. Penuntun Pratikum Kimia Fisika 2. Padang
: UNP
+ komentar + 1 komentar
gambarnya gak ada
Posting Komentar